TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Sebuah Titah, Takdir untuk Berpisah {6}



Sebuah Titah, Takdir untuk Berpisah {6}

0  "Yang Mulia Putra Mahkota, apa yang sedang kau lakukan itu?!"     
0

   Baik Xie Liao Xuan, dan Anqier langsung menjauhkan diri masing-masing. Mata keduanya terbelalak saat melihat Sang Raja dan penasihatnya sudah berdiri tepat di depan mereka berdua. Dan tepat di belakang Sang Raja, Xie Ming Zen sudah berdiri di sana, tersenyum menyeringai ke arah Xie Liao Xuan. Kedua tangan Xie Liao Xuan mengepal kuat-kuat. Dia tahu siapa dalang di balik semua ini. Ya, siapa lagi kalau bukan kakak tirinya itu.    

   "Bawa keduanya di balai agung, Yang Mulia Raja. Sebagai seorang Putra Mahkota, perbuatan Xie Liao Xuan benar-benar tidak pantas. Terlebih, siapa sosok yang bersamanya, dia itu Dewi atau siapa? Bahkan kita sendiri tak bisa mengetahui dia ini termasuk jenis makhluk apa."    

   Lama, Sang Raja itu tampak diam. Hatinya bergejolak hebat. Bagaimana tidak, Xie Liao Xuan adalah putra yang paling dia cintai lebih dari siapa pun, putra yang paling dia sayangi, dan putra paling dia banggakan di depan semua makhluk di alam semesta ini. Tapi, bagaimana bisa Xie Liao Xuan bertindak seperti ini? Di saat dia sedang mendapatkan sebuah tawaran perjodohan dari istana laut.    

   "Yang Mulia Raja, saya bisa menjelaskan semuanya kepada Yang Mulia. Saya—"    

   "Bawa Putra Mahkota, dan wanita itu ke balai agung. Sidang keduanya dengan persidangan langit yang seadil-adilnya tanpa pandang bulu!"    

   "Tapi, Yang Mulia—"    

   "Diam kamu, Dewa Xiao! Bukankah sudah kukatakan kepadamu jika ini adalah titah seorang Raja?!"     

   Penasehat raja itu pun tak bisa mengatakan apa pun, selain menundukkan wajahnya dalam-dalam dan patuh. Sementar Xie Liao Xuan hanya bisa diam, untuk kemudian dia menggenggam erat tangan Anqier seolah dia ingin mengatakan kepada kekasihnya jika semuanya akan baik-baik saja.    

   "Tidak ada satu Dewa tertinggi pun yang bisa mengetahui jika separuh intisariku ada padamu. Jadi, kau tak perlu khawatir karena mereka tidak akan pernah mengetahui kalau dirimu adalah manusia. Hanya ada satu orang, yaitu Dewa Li Qian Long. Dan aku paling tahu kalau dia tidak akan mengatakan apa pun,"    

   "Aku tak begitu mempedulikan tentang bagaimana takdirku nanti, Yang Mulia. Tapi, kau...," kata Anqier cemas. "Kau seorang Putra Mahkota, bagaimana bisa kau menerima hukuman seperti ini? Bagaimana jika penobatanmu sebagai Putra Mahkota digantikan oleh saudaramu? Aku... aku benar-benar merasa berdosa karena itu,"    

   Lagi, Xie Liao Xuan menghela napas panjang. Untuk kemudian, keduanya berjalan mengikuti langkah Sang Raja.    

   Setelah keduanya berada di balai agung istana, keduanya berlutut. Di sisi kanan dan kiri sudah berkumpul Dewa-Dewa tertinggi langit. Anqier bahkan bisa melihat ibunya—sang Dewi bulan tampak memalingkan wajahnya, bahkan seolah enggan untuk mengenalinya. Hati Anqier terasa ngilu, mendapat perlakuan dingin itu dari ibunya. Untuk kemudian, dia merutuki dirinya sendiri, kenapa dia harus ikut ibunya ke langit, jika pada kenyataannya, ibunya pun seolah tak menginginkan keberadaannya.    

   "Aku benar-benar tidak terima dengan penghinaan ini, Yang Mulia...," kata Raja laut sambil melihat ke arah Xie Liao Xuan. "Bagaimana bisa kehormatanku dan putriku dicoreng dengan sangat mudah oleh Putra Mahkota Xie Liao Xuan? Bahkan, belum sehari perjanjian perjodohan ini terlaksana, bagaimana bisa dia melanggar semua aturan langit dengan sesuka hatinya? Aku tidak terima! Lebih baik, pergi dari sini dari pada dipermalukan dengan cara menjijikkan seperti ini!"    

   "Raja Laut, dengarkan—"    

   Raja langit tak bisa berbuat apa pun, dia hanya bisa melihat kepergian sahabatnya itu dengan murka. Dan hal itu berhasil menyulut amarahnya dengan lebih besar lagi. Hanya karena wanita kecil itu, putranya benar-benar telah mencoreng nama baiknya dengan cara yang sempurna.    

   "Nona, berasal dari mana kau ini? Putri dari Dewi mana atau jenis makhluk apa? Bagaimana bisa kau berkeliaran di kerajaan langit? Apa yang sebenarnya kau lakukan di sini?"    

   Sang penasihat langit mulai bertanya, dengan caranya sendiri. Tampak tegas dan mengintimidasi membuat Anqier ketakutan. Bahkan, ibunya tak memberikan nama marga untuknya. Lantas, dia harus menjawabnya seperti apa? Ya, dia pikir hanya menunduklah jawaban yang bisa dia lakukan sekarang.    

   "Yang Mulia... Yang Muliah!" Sang Ratu pun datang, dengan setengah berlari dia langsung menyembah suaminya. Tangisannya terpecah, melihat putranya diadili dengan cara seperti ini. "Hamba mohon, Yang Mulia. Hamba mohon! Tolong bebaskan Putra Mahkota, hukum saja hamba, Yangmulia. Karena hamba tidak berhasil mendidik Putra Mahkota dengan baik."    

   "Yang Mulia Ibunda Ratu—"    

   Plak!!!    

   "Diam kamu, Putra Mahkota. Memohonlah keringanan hukuman kepada Yang Mulia Raja. Dan jangan pernah membantah lagi!" marah Sang Ratu.    

   Hati Xie Liao Xuan sangat sakit, melihat ibunya harus berlutut hanya demi dirinya. Terlebih, apa yang salah dari dirinya sebenarnya di sini? Dia hanya sedang jatuh cinta. Bagaimana bisa dia diadili dengan cara seperti ini?    

   "Sekarang keputusan ada di tangan kalian, para Dewa Langit. Apa pun hasilnya aku akan menyetujuinya,"    

   "Yang Mulia Raja, Anqier bukanlah dari golongan siluman, atau pun dari golongan jahat lainnya. Hatinya murni, tubuhnya pun murni, auranya juga murni. Lantas, apa yang salah dari dia? Apa yang salah dengan hubungan kami? Kami saling mencintai, mohon Yang Mulia Raja untuk mempertimbangkan sebuah pernikahan untuk kami."    

   "Bicara apa kau, Putra Mahkota?! Pernikahan apa yang sedang kau bicarakan? Apa kau tak tahu, jika istri pertamamu kelak adalah penerus Sang Ratu di masa mendatang? Jadi, sudah menjadi sebuah keharusan pernikahan kerajaan diadakan! Dan pernikahan kerajaan tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang! Itu sudah ditentukan oleh kerajaan, antar Raja dan Raja! Bukan tentang perasaan sesatmu itu!" kata Selir Raja dengan emosi yang membuncah. Kali ini, ya... setelah sekian lama akhirnya kali ini dia memiliki celah untuk menghancurkan Putra Mahkota, dan dia tak akan pernah melewatkan kesempatan ini.     

   "Yang Mulia Raja, hamba mohon keadilanmu. Jangan sampai Yang Mulia menjadi rendah di hadapan para Dewa hanya karena memberi hukuman ringan kepada Putra Mahkota karena dia adalah anak kesayangan Yang Mulia Raja!"    

   "Saya tidak setuju tentang hubungan terlarang ini, Yang Mulia. Terlebih, Putra Mahkota sudah memiliki calon jodohnya sendiri. Berikan hukuman yang pantas kepada wanita lancang ini, karena telah merayu Yang Mulia Putra Mahkota. Dan hukuman untuk Yang Mulia Putra Mahkota, kirim dia menjadi Panglima Perang pada bulan purnama kedua, saat kerajaan langit melakukan peperangan dengan Raja Iblis. Itu adalah saran dari saya, Yang Mulia!" seorang Dewa tampak berdiri, setelah mengutarakan pendapatnya, kemudian dia memandang ke arah Sang Selir sambil tersenyum puas.    

   "Iya, Baginda Raja, kami mohon keadilan untuk kasus ini, Yang Mulia!" semua Dewa pun berlutut kepada Sang Raja membuat Xie Liao Xuan menebarkan pandangannya. Kini dia tahu, semuanya sudah bersekutu untuk menjatuhkannya. Hanya ada dua yang berdiri kokoh di sana, yaitu Dewa Besar Li Qian Long, dan Li Zeng yang tampak berada di pihaknya.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.